MusiRawas, BRS – Kementrian PU dan Perumahan Rakyat RI Melalui Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera XVII (BBWSS)
Gelar Sosialisasi jadwal pengeringan saluran untuk pelaksanaan pekerjaan rehabilitasi D.I Kelingi Tugumulyo yang di laksanakan pada Rabu(7/6/2021) di Auditorium Pemerintah Daerah Kabupaten MusiRawas Sumatra Selatan
Dengan Patuhi protokol kesehatan yang ketat melengkapi sesuai aturan yang diterapkan oleh Protokol Covid19
Di ikuti Langssung Bupati Musirawas diwakili Sekretaris Daerah Edi Iswanto Dandim 0406,Kapolres Musi Rawas,Kajari Lubuklinggau dan undangan yaitu Camat,Kepala Desa,Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani),Petani Padi,Petani (Pembudidaya) Ikan tawar,Penjaga Pintu Air serta Awak Media dengan Moderator Kepala Bapeda Musirawas Ir.Nanti Kasih
Kepala BBWSS Ir.Birendrajana Menyatakan ‘ Lebih lanjut Secara detail diterangkan Kepala Balai untuk pekerjaan disaluran primer yaitu pengangkatan sedimen (lumpur) Dari BK0-BK17 dan pemasangan Lening (dinding beton) spot-spot sedangkan untuk pekerjaan disaluran sekunder yaitu pengangkatan sedimen dan pekerjaan pemasangan batu (spot-spot)
“titik berat pekerjaan saluran irigasi yaitu pengangkatan sedimen (lumpur) baik di saluran primer maupun sekunder yang menyebabkan pendangkalan dan pekerjaan pemasangan batu dispot-spot kerusakan sepanjang saluran”
“rehabilitasi akan dikerjakan secepatnya dengan tetap memperhatikan kualitas pekerjaan,untuk itu kami sangat mengharapkan dukungan semua pihak sehingga pekerjaan dapat selesai sesuai rencana”terang Kepala Balai
Bupati Musi Rawas Hj.Ratna Machmud diwakili Sekretaris Daerah Edi Iswanto sangat mengapresiasi kegiatan pengeringan yang akan dilakukan pihak BBWSS VIII dengan harapan pasca rehab manfaatnya berdampak baik bagi petani padi
“Jadwal pengeringan yang segera dilakukan bulan september ini sebelumnya telah melalui kajian dan koordinasi dengan pihak terkait,diharapkan nantinya setelah rehabilitasi yang rencananya akan dilakukan 2 tahap yaitu pada tahun 2020 dan 2021 dapat berdampak positif guna mengatasi kekurangan debit air yang selalu dikeluhkan petani padi” ungkap Sekda Dian