LAHAT,BRS – Waw… Diduga, agak seru dan mengandung unsur ras statement Calon Wakil Bupati (Cawabup) Lahat dari Pasangan Calon (Paslon) 02, WN.
“Jeme Kikim ni terkenal nian ditukar dengan kecepol pisang goreng lak ngaleh lah itu. Merapi insyaAllah 80% aku menjaminnye”, ungkap WN suatu ketika saat menghadiri sebuah acara pesta pernikahan.
Statement WN ini sangat tidak menggambarkan seorang calon wakil bupati yang bijak dalam menghadapi situasi politik yang semakin meanas jelang Pilkada Lahat 2024 ini.
Bahkan, kata-kata WN ini menjadi boomerang yang bisa saja membbuat elektoralnya berpasangan dengan BZ menjadi menurun dikalangan masyarakat Kikim Area. Betapa tidak, atas kalimatnya yang bernada merendahkan harga diri masyarakat Kikim itu, maka dinilai telah menghina semua orang ras atau garis keturunan Kikim.
“Nonton vidio ini mang, pacak ditukar dengan kecepol same dengan dibeli palak same dengan harge gorengan. Ini publik mang, bukan obrolan dipance, ngampokkk nian”, cetus Ebot salah seorang masyarakat Lahat, Jumat (8/11/24).
Sementara itu, sebagai keturunan asli ulu tulung Kikim Area, Soni merasa kata-kata WN itu sangat memporak-porandakan harga diri dan masyarakat di area terbesar sudut timur wilayah Kabupaten Lahat ini.
“Mpok kami jeme dusun dan dide kekelah ngecap lemak ni, anye kami dide endak harge diri dan palak kami ditukar ngak kecepol dan pisang gureng tu. Kami masih ade harge diri, bik ai (Walaupun kami orang kampung dan tidak pernah mengenyap rasa enak ini, tapi kami masyarakat Kikim tidak mau harga diri dan kepala kami ditukar dengan kecepol dan pisang goreng. Kami masiah ada harga diri, Bibik”, ungkap warga Desa Lubuk Atung Kecamatan Pseksu ini dengan dialek Kikim, setelah meninton video tiktok WN.
Terpisah, Noni Kusmianah alias Yana mengaku sangat keberatan dengan kalimat hinaan SARA yang dilontarkan oleh calon wakil bupati Paslon 02 tersebut, terlebih lagi hinaan tersebut disampaikan di tengah masyarakat Kikim sendiri.
“Saya Noni Kusmianah yang sering disapa Yana sangat keberatan atas dugaan ucapan yang disampaikan oleh salah satu paslon wakil bupati lahat WN Calon Wakil Bupati Lahat periode 2025-2030 pada saat kampanye dan menghadiri acara pesta pernikahan dengan mengatakan ‘Jeme kikim pacak ditukar dengan kecepol dan pisang goreng”, tegas Noni.
Untuk itu dirinya selaku putri asli dari kikim yang berasal dari Desa Gunung Kerto Kecamatan Kikim Timur Kabupaten Lahat sangat merasa dilecehkan serta merasa direndahkan harkat dan martabat kami selaku orang kikim asli.
“Kami sangat tidak menerima atas ucapatan tersebut dan kami meminta, agar hal tersebut ditindak-lanjuti oleh Aparat Penagak Hukum (APH) dan segera diproses juga diberikan sanksi yang tegas sesuai dengan hukum serta UU yang berlaku”, tutup Noni. Dian