Merasa dirugikan  Lima Warga Embacang lama tuntut penerbitan akta  kematian 

0
33
MURATARA,BRS – lima Warga di Desa Embacang Lama diterbitkan  akte kematian di duga oleh perangkat  Desa,mereka sedih dan sock dibuatkan akta kematian oleh oknum terbeban batin dan terasa mati, Mereka akan menuntut keadilan atas perbuatan Oknum,Jum’at (16/8/2024)
Nenek nurhati (70) bersama nenek sema (79) yang didampingi anaknya menceritakan kronologis kejadian bahwa kemarin pihaknya diberitahu oleh kadus bahwa ada surat kematian atas nama mereka, lalu ditanyakan oleh kadus apakah nenek buat surat kematian sendiri
“Kami kaget saat tau bahwa kami dibuatkan akta kematian, untuk apa kami buatkan sedangkan kami masih hidup. Sedih sekali, kami sampai lemas badan, kami tidak tau siapa yang buatkan dan untuk apa, yang pasti kami masih hidup dan sekarang kami merasa dibunuh hidup-hidup dengan surat kematian itu,” ucap Nurhati.
Sedusun-dusun semua tau jika kami dianggap mati Oleh bakte yang tidak bertanggung jawab, jantung kami dabdub terus sangat terpukul gara dianggap mati dengan keadaan kami dianggap tidak berpendidikan malah dibuat seperti itu, sambung nenek sema merasa sangat sedih
Surat kematian telah diterbitkan
Oknum,para Korban mengatakan ” bahwa walaupun pihak pelaku ingin melakukan perdamaian, kami tidak akan memaafkan dan berharap pelaku di berikan sangsi  dan dipenjarakan atas penyimpangan dengan hukum yang berlaku.
“Kami tidak akan  berdamai, sebab  ternyata masih hidup dan Oknum  menginjak hak kami malah mengambil hak Azasi hak hidup kami dengan dibuatkan seolah sudah mati padahal belum, kami minta orang yang melakukan itu di berikan sangsi lebih berat lagi
Nasib pilu yang dialami ke-lima nenek di Desa Embacang Lama ini, pasalnya mereka dibuatkan akta kematian oleh oknum yang tidak bertanggungjawab. Merasa sedih hingga luka batin dan terasa mati, nenek ini menuntut keadilan, jum’at 16 Agustus 2024.
Nenek nurhati (70) bersama nenek sema (79) yang didampingi anaknya menceritakan kronologis kejadian bahwa kemarin pihaknya diberitahu oleh kadus bahwa ada surat kematian atas nama mereka, lalu ditanyakan oleh kadus apakah nenek buat surat kematian.
“Kami kaget saat tau bahwa kami dibuatkan akta kematian, untuk apa kami buatkan sedangkan kami masih hidup. Sedih sekali, kami sampai lemas badan, kami tidak tau siapa yang buatkan dan untuk apa, yang pasti kami masih hidup dan sekarang kami merasa dibunuh hidup-hidup dengan surat kematian itu,”tutur nenek Nurhati.
Se dusun-dusun ini semua tau kalau kami dianggap mati, jantung kami bergetar terus gara dianggap mati, kami orang susah malah dibuat seperti itu, Timpal nenek sema merasa pilu.
Surat kematian yang diterbitkan
Pihaknya juga mengatakan bahwa walaupun pihak pelaku ingin melakukan perdamaian,  mengaku tidak akan memaafkan dan berharap pelaku dipenjarakan sesuai hukum yang berlaku.”Kami tidak mau damai,  kami masih hidup dan orang itu malah mengambil hak hidup kami, kami dibuatkan seolah sudah mati padahal belum, kami minta orang yang melakukan itu dipenjarakan.
Dian / El 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here