MURATARA,,BRS. Tiga Penambang Tradisional Meninggal merupakan Warga Kabupaten Muratara kembali berduka, Dikarenakan para pekerja tambang emas tradisonal meninggal dunia akibat Sengatan listrik genset Pemompa air didalam lobang tempat mereka mencari emas
Kejadian tragis yang membuat tiga korban warga Muratara penambang emas tradisional di Kecamatan Limun Desa Muaro Limun, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi, meninggal dunia diduga akibat tersengat arus listrik dari generator penyedot air. Ketiga korban diduga meninggal di lubang tambang,Kamis (18/3/2021) sekitar pukul 02.00 WIB dini hari.
Ketiga korban diketahui bernama Sadam Husin warga Desa Karang Waru, Kecamatan Rupit, Odong dan Rafi keduanya warga Desa Karang Anyar, Kecamatan Rupit Kabupaten Muratara.
Menurut Rekan kerja korban yang berada di lokasi Dien Murta (55) menceritakan, awal pertamanya korban Odong itu akan membuat tempat mereka tidur di pondok, saat itu Odong akan mengambil gergaji yang berada didalam lubang tambang.
Terus, Odong ini masuk kedalam lubang tambang yang kedalammnya sekitar 15 Meter, namun korban ini tak kunjung keluar. Dan datanglah korban Sadam Husin, dengan menggunakan alat penerang senter, korban Sadam melihat korban Odong seperti dalam kondisi terjepit tak sadarkan diri.
Melihat korban tak bergerak, lalu Sadam berusaha membantu temannya Odong yang berada didalam lubang.
“Namun saat korban Sadam akan membantu, dia malah ikut terjebak didalam lubang dan tak sadarkan diri,”kata Dian Murta kepada Media Jumat (19/3/2021).
Kemudian tDatanglah korban Rafi, korban Rafi mendapati Sadam dan Odong terjebak didalam lubang tak sadarkan diri. Korban Rafi sempat memberi temannya bernama Al kalau Odong dan Sadam terjebak dilubang.korban Rafi pun berusaha membantu temannya itu, namun Naasnya Rafi juga ikut pingsan didalam lubang sedalam 15 Meter itu.
Karena Rafi, Sadam, Odong tak kunjung naik keatas, sehingga membuat Al dan Ijal curiga, ada apa, kenapa ketiga temannya tak kunjung naik ke atas.
Dian mengatakan tak tahu pasti kenapa ketiga temannya itu bisa tidak sadarkan diri di dalam lubang,
Namun dia menduga kalau ketiganya tak sadarkan diri akibat tersengat arus listrik mesin pemompa air yang berada didalam lubang.
“Kita tidak tahu, apo karena kesentrum ataupun mungkin karena gas beracun,”ucapnya
Jika kalau memang didalam lubang ada gas yang beracun, tentu secara otomatis saat Dien, dan yang lain ikut menyelamatakan ketiga orang temannya itu, akan ikut terhirup gas beracun.
Namun saat berada dibawa lubang,dia tak mencium ada bau gas-gas yang keluar.
Berawal mereka itu tinggal di pondok ada lima orang, termasuk tiga orang korban, nah karena melihat ketiganya tak kunjung naik, lalu dua temannya menyinari lubang sedalam 15 meter itu dengan menggunakan senter.
Namun, alangka terkejutnya kedua temannya mendapati ketiganya sudah tak bernyawa didasar lubang. Mereka juga melihat mesin pompa air masih dalam kondisi menyala, mereka langsung sigap dan mematikan mesin pompa.
Dan mereka mencari bantuan kepada teman-teman yang ikut tambang, setelahnya teman korban langsung meminta bantua kepada pihak keluarga. Guna meng evakuasi korban dari dasar lubang.
Saat evakuasi, cukup memakan waktu karena dengan alat seadanya, dan selanjutnya ketiga jenazah korban langsung dibawa pulang dengan menggunakan ketek.
“Butuh waktu kurang lebih lima jam membawa korban dari lokasi kerumah duka,”terangnya
Sementara Kepala Desa (Kades) Karang Waru Arwan mengatakan, membenarkan seorang warganya meninggal dunia saat dia sedang bekerja sebagai tambang tradisional.
“Sadam warga kita sedangkan dua temannya warga Desa Karang Anyar,”kata Arwan kepada Media
memang sekitar 25 persen warganya mencari nafkah dengan cara sebagai pekerja tambang tradisonal. Mau gimana lagi, mereka bekerja disana untuk mencari nafkah.
“Mereka ini mau bekerja diluar sulit mendapat pekerjaan, karena mereka ini banyak yang hanya tamatan SMP dan SD,”jelas nya
Sedangkan mau bekerja di Perusahaan, Perusahaan yang ada harus mengutamakan tenaga kerja daerah masing-masing. Sementara di Desa Karang Waru sendiri tidak ada perusahaan. HER